MEMOHON KESELAMATAN KALBU

Posted on Updated on

Doa Memohon Keselamatan KalbuMemohon Keselamatan Kalbu

Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
“Ketahuilah, dalam jasad ada segumpal daging. Apabila ia baik, akan menjadi baik pula seluruh jasadnya. Apabila daging itu rusak, akan menjadi rusak juga seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa daging itu adalah kalbu.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan, “Hadits di atas menerangkan bahwa kebaikan perilaku seorang hamba pada anggota badannya, jauhnya dia dari hal-hal yang haram dan syubhat, adalah seukuran/sebanding dengan kebaikan gerakan kalbunya.”
لاَ يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلاَ يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ
“Tidaklah iman seorang hamba akan istiqamah hingga kalbunya istiqamah. Dan kalbunya tidak akan istiqamah hingga lisannya istiqamah.” (Sahih, HR. Ahmad, lihat ash-Shahihah no. 2841)

Istiqamahnya iman artinya istiqamahnya amalan anggota badan, sementara itu anggota badan tidak akan istiqamah selain dengan keistiqamahan kalbu. Adapun makna keistiqamahan kalbu adalah dipenuhinya kalbu itu dengan rasa cinta kepada Allah azza wa jalla, mencintai ketaatan kepada-Nya, dan benci kepada kemaksiatan terhadap-Nya. Demikian keterangan Ibnu Rajab rahimahullah.

Oleh karena itu, Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الْأَمْرِ، وَالْعَزِيمَةَ عَلَى الرُّشْدِ، وَأَسْأَلُكَ شُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيمًا وَلِسَانًا صَادِقًا، وَأَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا تَعْلَمُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا تَعْلَمُ وَأَسْتَغْفِرُكَ لِمَا تَعْلَمُ
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kekokohan dalam agama ini, dan agar bertekad untuk selalu terbimbing. Aku juga memohon untuk bersyukur atas nikmat-Mu, kebaikan dalam ibadah kepada-Mu. Aku memohon kepada-Mu kalbu yang selamat dan lisan yang jujur. Aku memohon kepada-Mu dari kebaikan yang Engkau ketahui, serta berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang Engkau ketahui, dan aku memohon ampunan atas dosa yang Engkau ketahui.” (Sahih, HR. an-Nasa’i, lihat ash-Shahihah no. 3228)
Tentu sangat pantas bagi kita untuk senantiasa memanjatkan doa ini.

Al-Hasan rahimahullah mengatakan,
دَاوِ قَلْبَكَ؛ فَإِنَّ حَاجَةَ اللهِ إِلَى الْعِبَادِ صَلَاحُ قُلُوبِهِمْ
“Obatilah kalbumu. Sesungguhnya, kebutuhan Allah azza wa jalla kepada hamba-Nya itu dalam hal kebaikan kalbunya.” (Jami’ul Ulum wal Hikam)

Semoga Allah azza wa jalla menjadikan kalbu kita kalbu yang selamat.

[ dikutip dari http://asysyariah.com ]

TERUS MENERUSLAH BERSABAR MENGETUK PINTU

Posted on Updated on

mengetuk pintu
========================

❍ اصبروا على قرع الباب ❍

● قال الفضيل بن عياض رحمه الله تعالى :
• تعلمت الصبر من صبي صغير :
ذهبت مرة إلى المسجد فوجدت امرأة داخل دارها تضرب ابنها وهو يصرخ ففتح الباب وهرب فأغلقت عليه الباب ..

• قال : فلما رجعتُ نظرتُ ، فلقيت الولد بعدما بكى قليلا نام على عتبة الباب يستعطف أمه فرق قلب الأم ففتحت له الباب.

• فبكى الفضيل حتى ابتلت لحيته بالدموعm
وقال : سبحان الله !
لو صبر العبد على باب الله عز وجل – لفتح الله له !

• قال “أبو الدرداء” رضي الله عنه “:
جدوا بالدعاء فإنه من يكثر قرع الباب يوشك أن يفتح له

❒ مصنف ابن أبي شيبة
6/20

Fudhail Ibnu ‘Iyadh rahimahullahu berkata:

“Saya mempelajari kesabaran dari seorang anak kecil. Suatu hari saya berangkat menuju masjid, tiba-tiba saya mendapati seorang ibu memukuli putranya di dalam rumah dan ia menjerit (kesakitan) sehingga ia membuka pintu rumah kemudian kabur dan sang ibu pun mengunci pintu rumahnya (agar putranya tidak bisa masuk)”.

Beliau rahimahullahu melanjutkan perkataannya,

“Sepulangnya dari masjid, aku perhatikan (peristiwa tersebut). Maka aku jumpai anak tersebut setelah ia menangis beberapa saat, ia tertidur di ambang pintu untuk meminta belas kasih ibunya. Luluhlah hati sang ibu, sehingga sang ibu pun membukakan pintu untuk putranya”.

Akhirnya Fudhail Ibnu ‘Iyadh rahimahullahu pun tidak bisa menahan air matanya sehingga jenggotnya basah dengan air mata. Lalu beliau rahimahullahu berkata, “Subhanallah, seandainya seorang hamba bersabar (mengharap) pada pintu Allah ‘Azza wajalla, niscaya Allah akan membukakan pintu untuknya”.

Abu Darda radhiyallahu ‘anhu berkata, “Bersungguh-sungguhlah kalian dalam berdoa, karena siapa saja yang banyak mengetuk pintu Allah maka sebentar lagi pintu tersebut akan terbuka untuknya.”
=============
Sumber :

(Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah: 6/20).

Alih bahasa : Ustadz Abdul hamid حفظه الله | WhatsApp Salafy Cirebon

=======================

Nasehat Emas Asy-Syaikh Fawwaz bin Aly Al-Madkhaly -hafizhahullah-

Posted on Updated on

Nasehat Emas Asy-Syaikh FawwazMungkin sebagian orang menilaimu sebagai orang yang bertakwa,
Mungkin yang lainnya menilaimu sebagai orang yang banyak berbuat dosa,
Sedangkan yang lainnya mungkin menilaimu demikian atau demikian…

Tetapi…
Engkau lebih mengetahui keadaan dirimu.
Rahasia satu-satunya yang tidak mengetahuinya kecuali dirimu adalah hubungan rahasiamu dengan Rabbmu.

Maka janganlah engkau tertipu dengan orang-orang yang memuji…
Dan orang-orang yang mencelamu tidak akan merugikanmu…

Allah Ta’ala berfirman:

ﺑَﻞِ ﺍﻟْﺈِﻧْﺴَﺎﻥُ ﻋَﻠَﻰ ﻧَﻔْﺴِﻪِ ﺑَﺼِﻴﺮَﺓٌ.

“Bahkan seseorang itu sangat mengetahui keadaan dirinya.”
(QS. Al-Qiyamah: 14)

Termasuk bahaya yang selalu mengancam dalam kehidupan ini yang selalu mengiringi ketaatan dan kemaksiatan, engkau tidak tahu manakah dari keduanya itu yang akan menjadi penutup bagi kehidupanmu.

Maka lakukanlah ketaatan karena ikhlash, bukan karena sekedar ingin melepaskan diri dari kewajiban.

Dan jagalah amalan nafilah dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah, bukan karena ingin menampakkan sikap pemurah.

Jadi demi Allah, engkau yang paling membutuhkan ketaatan, sementara Rabbmu -Subhanah- sama sekali tidak membutuhkannya.

Jangan engkau menjadikan keinginanmu untuk mengharapkan pujian manusia kepadamu, karena hati mereka berbolak-bolik. Mungkin saja hari ini mereka mencintaimu, namun besok mereka membencimu.

Hendaknya tujuanmu adalah bagaimana agar Rabb manusia dan Rabbmu mencintaimu, karena sungguh jika Allah telah mencintaimu, pasti Dia akan menjadikan hati-hati manusia mencintaimu.

Sesuatu yang haram tetaplah haram hukumnya, walaupun semua orang melakukannya.

Engkau sekali-kali jangan mengalah dengan meninggalkan prinsip-prinsipmu, dan jangan mempedulikan manusia, karena kelak engkau akan dihisab sendirian.

Oleh karena inilah maka hendaknya engkau tetap istiqamah sebagaimana yang diperintahkan kepadamu, bukan sebagaimana yang engkau mau.

Jadikanlah untuk dirimu simpanan dan rahasia (amal shalih) yang tidak diketahui kecuali oleh Allah…

Karena sebagaimana dosa-dosa yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu membinasakan…

Demikan juga kebaikan-kebaikan yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi itu akan menyelamatkan…
———-

[https://forumsalafy.net]

MANHAJ SALAF BERAT DAN TIDAK SEMUA ORANG MAMPU MENEMPUHNYA

Posted on Updated on

MANHAJ SALAF BERAT

Asy-Syaikh Muhammad bin Utsman Al-Anjary

بسم الله والحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله محمد صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم.

Salafiyah itu berat untuk dipikul.

إِنَّا سَنُلْقِيْ عَلَيْكَ قَوْلًا ثَقِيلًا.

“Sesungguhnya Kami akan menurunkan perkataan yang berat kepadamu.” (QS. Al-Muzammil: 5)

Tidak semua orang mampu memikul beban berat. Jadi perkaranya berat dan tidak disukai oleh manusia dan kebenaran itu memang berat.

حُفَّتِ الْجَنَّةُ بِالْمَكَارِهِ.
“Syurga diliputi oleh hal-hal yang tidak disukai.”   (Lihat: Al-Bukhary no. 6487 dan Muslim no. 2822 –pent)

Seseorang yang ingin menjadikan agama sebagai tangga untuk meraih kedudukan atau harta atau kepentingan dunia, maka manhaj ini tidak akan mungkin sesuai dengan keinginan dan tujuannya serta penyakit-penyakitnya. Karena manhaj Salaf bersih dari penyakit-penyakit dan manhaj Salaf konskwensinya adalah adanya pembeda yang jelas. Pembedanya ini adalah sesuatu yang berat. Setiap orang mengetahui pembedanya ini, hanya saja apakah setiap orang mampu untuk mengangkat panji ini di hadapan lawan, musuh, kelompok-kelompok, bahkan negara-negara?!

Ini adalah beban yang berat yaa ikhwaan, hanya saja tidak ada jalan lain kecuali dengan sabar, tegar, dan memohon kepada Rabb Jalla wa Alaa agar diberi ketegaran di atas jalan ini. Dan berapa banyak kita mendengar dari orang-orang yang kemarin mengingkari kita karena kita membantah Ajil An-Nasymy (salah seorang tokoh Al-Ikhwan Al-Muslimun di Kuwait –pent) lebih dari 10 tahun yang lalu, namun sekarang ini bantahan terhadap dia dan orang-orang yang semacam dia telah menjadi sesuatu yang boleh. Padahal kemarin perbuatan semacam ini dianggap buruk oleh sebagian orang.

Berapa banyak dari mereka yang dahulu kami peringatkan dari bahaya Ihya’ At-Turats dan kami katakan bahwa manhaj Abdurrahman (bin Abdul Khaliq) adalah manhaj yang menyelisihi jalan yang ditempuh oleh Muhammad shallallahu alaihi was sallam dan para Shahabat beliau, dan bahwasanya perselisihan antara kita dengan Ihya’ At-Turats adalah perselisihan dalam masalah aqidah. Dahulu mereka mengingkari kami atas ucapan ini, namun sekarang mereka ikut mengatakan ucapan ini dan juga membantah Ajil yang kemarin mereka masih mengatakan: “Engkau berani membantah Ajil?!” Namun sekarang mereka ikut berbicara. Samakan ini dengan masalah-masalah ghuluw terhadap pemerintah dan syarat-syarat ketaatan serta sekian banyak masalah yang lain. Kita merasa senang dengan hal itu dan kita memohon kepada Allah agar memberi taufik kepada mereka jika mereka di atas As-Sunnah.

Kebenaran itu bagi seorang Ahlus Sunnah jika berasal dari dirinya atau berasal dari orang lain maka bagi dia sama senangnya, karena dia hanya menginginkan pahala negeri akhirat. Adapun orang yang menginginkan kepentingan bagi dirinya, maka kecelakaanlah baginya, atau kita memohon agar Allah memberinya hidayah.

Jadi asalnya masalah ini sifatnya adalah aqidah dan agama, ini adalah masalah mendekatkan diri kepada Allah, yaitu masalah yang berkaitan dengan syurga atau neraka, yaa ikhwaan. Masalahnya bukan dunia, berapa lama sih kita masih akan tinggal di dunia ini?! 40 tahun atau 50 tahun?! Selesai setelah itu, dan kehidupan kita di dunia ini akan berakhir dan kita tinggalkan dunia ini sebagaimana ayah-ayah dan kakek-kakek kita.

كَلَّا إِذَا دُكَّتِ الْأَرْضُ دَكًّا دَكًّا. وَجَاءَ رَبُّكَ وَالْمَلَكُ صَفًّا صَفًّا. وَجِيْءَ يَوْمَئِذٍ بِجَهَنَّمَ يَوْمَئِذٍ يَتَذَكَّرُ الْإِنْسَانُ وَأَنَّى لَهُ الذِّكْرَى.

“Jangan berbuat demikian, ingatlah ketika bumi digoncangkan dengan sedahsyat-dahsyatnya. Dan datanglah Rabbmu sementara Malaikat dalam keadaan berbaris. Pada hari itu diperlihatkan neraka Jahannam, dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya.” (QS. Al-Fajr: 21-23)

Ketika itulah apakah engkau berada di atas pembeda yang jelas?! Apakah engkau berada di atas manhaj salaf yang bersih, bening, dan jelas tanpa dikotori oleh berbagai syubhat dan kepentingan pribadi?!

Yaitu yang jelas jalannya. Jalan ini sangat berat sebagaimana yang kita ketahui. Hal itu telah dijelaskan oleh Muhammad shallallahu alaihi was sallam:

أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ غَالِيَةٌ.

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal harganya.”   (Lihat: Silsilah Ash-Shahihah, no. 2335 –pent)

Jadi manhaj Salaf ini mahal harganya, dan untuk tetap berada di jalan ini hingga mati adalah sesuatu yang sangat berat. Dan pilihan itu ada di tanganmu, apakah engkau ingin berteman dengan mereka yaitu menjadi teman kelompok-kelompok politik Islam, sebagaimana yang dinamakan oleh Syaikh kita yang mulia Ahmad As-Sabi’iy hafizhahullah?! Menjadi teman dekat kelompok-kelompok politik yang lahiriyah berbaju Salafiyah, padahal mereka hakekatnya adalah teman dekat dari kelompok-kelompok tersebut.

Apakah engkau ingin menjadi pengikut kelompok Al-Ikhwan Al-Muslimun?! Silahkan, apakah engkau ingin menjadi pembela yayasan Ihya’ At-Turats?! Silahkan saja, tetapi ingat:

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيدٌ.

“Tidaklah seorang hamba mengatakan sebuah ucapan kecuali di sisinya selalu ada malaikat yang siap mencatatnya.” (QS. Qaaf: 18)

إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُوْلًا.

“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.” (QS. Al-Isra’: 36)
وَكُلَّ إِنْسَانٍ أَلْزَمْنَاهُ طَائِرَهُ فِيْ عُنُقِهِ وَنُخْرِجُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كِتَابًا يَلْقَاهُ مَنْشُوْرًا. اقْرَأْ كِتَابَكَ كَفَى بِنَفْسِكَ الْيَوْمَ عَلَيْكَ حَسِيْبًا.

“Dan setiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami akan mengeluarkan untuknya pada hari kiamat nanti sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadap amalmu.” (QS. Al-Isra’: 13-14)

Manhaj Salaf merupakan kebanggaan, manhaj Salaf merupakan kemuliaan, walaupun berat dipikul.

أَلَا إِنَّ سِلْعَةَ اللهِ غَالِيَةٌ.

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya barang dagangan Allah itu mahal harganya.”

… Sampai di sini yang bisa saya sampaikan kepada kalian, dan saya memohon ampun kepada Allah untuk saya pribadi dan juga untuk kalian.

Sumber artikel:  http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=146963
WSI/FSI || http://forumsalafy.net/manhaj-salaf-berat-dan-tidak-semua-orang-mampu-menempuhnya/

KADANG KITA INGIN BERJUMPA, NAMUN SIBUK

Posted on

negeri yg tidak ada perpisahan

Berkata Malik bin Dinnar rahimahullah:

“كم من أخ يحب أن يلقى أخاه يمنعه من ذلك شغل عسى الله أن يجمع بينهما في دار لا فرقة فيها”.

صفة #الجنة لابن أبي الدنيا 58

“Betapa banyak saudara yang menginginkan untuk berjumpa dengan saudaranya yang lain, namun terkadang menghalanginya untuk berjumpa karena kesibukan. Maka mudah-mudahan Allah akan mengumpulkan keduanya, kelak di sebuah negeri yang tidak akan ada perpisahan.”

Shifatul Jannah-Ibnu Abi Dunnya (hal. 58).

●●●●●●●
Forum Salafy Purbalingga

PERIHAL IBUNDA

Posted on Updated on

Berkata APerihal Ibundal Imam Adz Dzahabi رحمه الله :

Wahai orang yang menyia- nyiakan hak yang paling besar, yang menjauhkan diri dari berbakti kepada kedua orang tua, yang durhaka, yang melupakan salah satu kewajiban, yang lalai dari sesuatu yang ada di hadapan, sesungguhnya berbakti kepada kedua orang tua itu laksana hutang bagimu.

Sayang sekali kamu membayarnya dengan cara yang tidak baik, penuh noda aib. Kamu sendiri sibuk mencari surga, padahal ia bisa engkau dapatkan dengan perantara berbakti kepada ibumu.

Ibumu yang telah mengandungmu selama sembilan bulan yang lamanya bagaikan sembilan kali berhaji.

Ia yang dikala melahirkanmu menderita mempertaruhkan nyawa. Ia yang telah menyusuimu, menahan kantuk untukmu , memandikanmu dengan tangannya yang lembut, dan selalu mendahulukanmu untuk urusan makan.

Ia yang pangkuannya telah menjadi tempat yang nyaman bagimu. Ia yang telah mencurahkan sepenuh kasih sayangnya kepadamu, jika kamu sakit atau tampak menderita niscaya ia berduka, bersedih dan menangis tiada batasnya. Ia pasti mengeluarkan semua yang dimilikinya demi mencarikan dokter untukmu.

Ia yang seandainya diminta untuk memilih kehidupanmu atau kematiannya, pastilah ia teriakan kehidupanmu dengan suara yang paling lantang. Betapa sering kamu mempergaulinya dengan akhlak yang tercela, namun ia tetap memohonkan taufiq bagimu dalam setiap doanya. Akan tetapi ketika kerentaan mengahampirinya, dan ia membutuhkanmu, kamu menganggapnya sebagai sesuatu yang tidak berharga.

… baca selengkapnya

Bersabar Ketika Ditimpa Musibah

Posted on Updated on

sabarDalam menapaki kehidupan dunia yang fana ini, manusia senantiasa dihadapkan pada dua keadaan, bahagia atau sengsara. Perubahan keadaan itu bisa terjadi kapan saja sesuai dengan takdir Allah Subhanahu wata’ala. Namun hanya orang yang beriman yang bisa lurus dalam menyikapi silih bergantinya situasi dan kondisi. Hal ini karena ia meyakini keagungan dan kekuasaan Allah Subhanahu wata’ala serta tahu akan kelemahan dirinya.

Musibah adalah perkara yang tidak disukai yang menimpa manusia. Berkata Al-Imam Al-Qurthubi: “Musibah adalah segala apa yang mengganggu seorang mukmin dan yang menimpanya.” (Al-Jami’ li Ahkamil Qur`an, 2/175).

Akan tetapi, seseorang akan mendapatkan bahwa Allah Subhanahu wata’ala memberikan sesuatu yang lebih besar dari lenyapnya musibah, bagi orang yang sabar dan ridha. Allah Subhanahu wata’ala berfirman:
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (Az-Zumar: 10).

Dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الْخَيْرَ عَجَّلَ لَهُ الْعُقُوبَةَ فِى الدُّنْيَا وَإِذَا أَرَادَ اللَّهُ بِعَبْدِهِ الشَّرَّ أَمْسَكَ عَنْهُ بِذَنْبِهِ حَتَّى يُوَفَّى بِهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Jika Allah menginginkan kebaikan pada hamba, Dia akan segerakan hukumannya di dunia. Jika Allah menghendaki kejelekan padanya, Dia akan mengakhirkan balasan atas dosa yang ia perbuat hingga akan ditunaikan pada hari kiamat kelak.” (HR. Tirmidzi no. 2396, hasan shahih kata Syaikh Al Albani).

… baca selengkapnya

Manisnya Temen Yang Shaleh

Posted on

sahabat, teman yang baik agamanya, penyejuk hati
sahabat, teman yang baik agamanya, penyejuk hati

Dari Malik bin Mighwal beliau berkata, berkata kepadaku Tholhah bin Mushorrif:

 لَلُقْيَاكَ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنَ الْعَسَلِ

“Sungguh berjumpa denganmu lebih aku sukai dari madu”.

Dikeluarkan oleh Ibnu Abi Ad-Dunya sebagaimana dikutip dalam kitab “Al-Ikhwan” (138), dan Abu Nu’aim di dalam “Al-Hilyah” (5/17) dengan sanad yang hasan.

#BC BBM Mutiara Salaf

Nilai (Harga Diri) Seorang Pemuda

Posted on Updated on

nilai pemuda 2Imam Syafi’i bersyair :

– اصبرْ على مُرِّ الجفا من معلمٍ … فإِن رسوبَ العلمِ في نَفَراتهِ

– ومن لم يذقْ مُرَّ التعلم ساعةً … تجرَّعَ ذلَّ الجهلِ طولَ حياتهِ

– ومن فاتَه التعليمُ وقتَ شبابهِ … فكبرْ عليه أربعاً لو فاتهِ

– وذاتُ الفتى واللّه بالعلم والتقى … إِذا لم يكونا له لا اعتبارَ لذاتهِ

Sabarlah! Menghadapi pahitnya sikap kaku seorang guru

Sungguh, kegagalan ilmu itu dimulai dari lari darinya

Barangsiapa tidak mau merasakan pahitnya thalabul ‘ilmi* meski sesaat

Dia akan meneguk pahitnya kebodohan sepanjang hayatnya

Barangsiapa di masa mudanya tidak dihabiskan dengan thalabul ‘ilm

Maka bertakbirlah empat kali atasnya karena ia telah mati

Nilai seorang pemuda, demi Allaah, terletak pada ilmu dan Takwa

Tanpa Ilmu dan Takwa maka ia tidak memiliki harga diri

*thalabul ‘ilm = menuntut ilmu agama

sumber : Ibn Syamsudin Abu Ukkasha (http://abu-ukkasha.blogspot.co.id/2014/02/imam-syafii-bersyair-letak-harga-diri.html)

Ber’iedul Fitri Sesuai Tuntunan Nabi

Posted on Updated on

ied04KAIFIYAH (TATA CARA) SHALAT ID

Shalat Id dilakukan dua rakaat, pada prinsipnya sama dengan shalat-shalat yang lain. Namun ada sedikit perbedaan yaitu dengan ditambahnya takbir pada rakaat yang pertama 7 kali, dan pada rakaat yang kedua tambah 5 kali takbir selain takbiratul intiqal.

Adapun takbir tambahan pada rakaat pertama dan kedua itu tanpa takbir ruku’, sebagaimana dijelaskan oleh ‘Aisyah dalam riwayatnya:

“Dari Aisyah, ia berkata: Rasulullah bertakbir para (shalat) Fitri dan Adha 7 kali dan 5 kali selain 2 takbir ruku’.” (HR. Abu Dawud dalam Kitabush Shalat Bab At-Takbir fil ’Idain. ‘Aunul Ma’bud, 4/10, Ibnu Majah no. 1280, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Abani dalam Shahih Sunan Abu Dawud no. 1149)

Pertanyaan: Apakah pada 5 takbir pada rakaat yang kedua dengan takbiratul intiqal (takbir perpindahan dari sujud menuju berdiri)?

-Ibnu Abdil Bar menukilkan kesepakat-an para ulama bahwa lima takbir tersebut selain takbiratul intiqal. (Al-Istidzkar, 7/52 dinukil dari Tanwirul ‘Ainain)

Pertanyaan: Tentang 7 takbir pertama, apakah termasuk takbiratul ihram atau tidak?

Dalam hal ini terjadi perbedaan pendapat:

Pertama: Pendapat Al-Imam Malik, Al-Imam Ahmad, Abu Tsaur dan diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu anhu bahwa 7 takbir itu termasuk takbiratul ihram. (lihat Fathul Bari karya Ibnu Rajab, 6/178, Aunul Ma’bud, 4/6, Istidzkar, 2/396 cet. Darul Kutub Al-Ilmiyyah)

… baca selengkapnya